Rabu, 30 November 2016

Antropologi sejarah



Peranan Pondok Pesantren Darul A’mal Desa Mulyojati 16B Metro Lampung Dalam Peningkatan Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat
M. Rijal Fadhli
14220020

Universitas Muhammadiyah Metro
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Sejarah

E-mail: mamutrijal@gmail.com

Pada zaman sekarang ini lembaga pendidikan yang semakin berkembang, berinovasi dan berupaya menghasilkan out put yang siap pakai, tidak semata hanya dimiliki oleh sekolah umum saja. Namun pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia juga mulai merestrukturisasi kurikulum pendidikan dan sistem pembelajaran dengan menyesuaikan terhadap perkembangan zaman, dalam artian pesantren tidak selalu diidentikkan dengan lembaga pendidikan yang masih tradisional, tetapi pesantren sudah mulai berinovasi dengan mengintegrasikan sistem pendidikannya pada kurikulum nasional. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan dan peran pesantren semakin signifikan terhadap pengembangan pendidikan Islam pada masyarakat yang selanjutnya dapat berimplikasi pada pembentukan sikap yang baik.
Maka dari itu peran pondok pesantren dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat di pondok pesantren Darul A’mal Desa Mulyojati 16B Metro Barat sangat penting sekali, dan hal ini sebenarnya sudah merupakan tugas dan tanggungjawab pondok pesantren sesuai dengan azaz dasar didirikannya pondok pesantren Darul A’mal. Lebih lanjut tentang seperti apa dan bagaimana peran pondok pesantren Darul A’mal dapat diuraikan sebagai berikut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh saya dengan berbagai narasumber yang mempunyai partisipasi dalam upaya peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat.
 Berdasarkan pemaparan dari pengasuh Pondok Pesantren Darul A’mal  yaitu KH. Ahmad Dahlan Rosyid sebagai informan pertama dalam penelitian ini ketika penulis melakukan wawancara, beliau menyatakan bahwa:


“Sebenarnya keberadaan pondok pesantren khususnya di provinsi Lampung ini sangat penting sekali perannya terhadap peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat, karena masyarakat Lampung banyak yang beranggapan bahwa pondok pesantren itu merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai nilai-nilai yang lebih dibandingkan dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. nilai khususnya dalam hal spritual. Anggapan seperti itu sangat memungkinkan untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat Lampung yang memiliki karakteristik fanatis-agamis. Kenapa saya katakan demikian, karena sejak berdirinya pondok pesantren Darul A’mal, pesantren ini sudah menjadi tempat pendalaman ilmu pengetahuan Islam dan memantapkan posisinya dalam pengembangan agama Islam. Maka dari itu banyak masyarakat dari berbagai daerah yang mempercayai proses pendidikan anaknya kepada pesantren ini dengan cara memondokkan anak-anaknya dengan tujuan agar mereka bisa mempunyai pengetahuan yang luas yang dibarengi dengan akhlak yang baik dan bisa menjadi uswatun hasanah. Disamping itu sejak dulu KH. Khusnan Mustofa Ghufron sebagai pendiri pertama pondok pesantren ini sudah mulai menerapkan pendekatan-pendekatan sosio-kulutral dalam pengembangan pendidikan agama Islam terhadap masyarakat. Beliau mengadakan kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan masyarakat, seperti tahlilan (sarwaan) setiap malam jum’at dan kegiatan tersebut dilakukan dengan cara bergiliran dari rumah masyarakat yang satu dengan rumah yang lainnya. Selain kegiatan itu ada juga pengajian rutin mingguan maupun bulanan yang dilaksakan di pondok pesantren. Kegiatan-kegiatan tersebut sampai saat ini masih tetap dilaksanakan bahkan beberapa kegiatan lain telah dikembangkan oleh pondok pesantren diantaranya penyuluhan, dan penugasan alumni ke beberapa lembaga pendidikan untuk menjadi guru bantu (tugas purna bakti). Peran pondok pesantren juga sangat menentukan dalam peningkatan pemahaman akan ilmu-ilmu agama bagi para santri maupun masyarakat. Sehingga setelah mereka terus menerus digembleng dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan agama Islam maka selanjutnya keimanan mereka terhadap tuhan yang maha esa akan semakin mantap. Dengan demikian keberadaan pondok pesantren manfaatnya dapat langsung dirasakan masyarakat dimana masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan ilmu-ilmu pengetahuan agama”.
Pemaparan informan di atas selaras dengan hasil observasi partisipatif yang dilakukan oleh penulis, ketika saya sudah merasakan tinggal di pondok pesantren tersebut selama melakukan proses penelitian. Sebagaimana penulis ketahui bahwa Pondok Pesantren Darul A’mal Metro  sejak awal berdirinya telah mempunyai peran penting terhadap peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat, hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya apresiasi yang diberikan oleh masyarakat sekitar terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pesantren.
Senada dengan pendapat pengasuh tentang Peran pondok pesantren dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat, Ustadz Zakaria Mahmudi yang merupakan salah satu pengurus pondok pesantren Darul A’mal (PPDA) beliau menyatakan bahwa:
“Menurut saya iya mas….. pondok kami yaitu Pondok Pesantren Darul A’mal sudah sejak dulu mempunyai peran penting terhadap peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat, itu sudah dimulai pada zaman pendiri yaitu KH. Khusnan Mustofa Ghufron. Dapat dilihat pada sekarang ini meskipun Pondok Pesantren Darul A’mal ditinggal oleh Para  alumni-alumni yang sangat berptensi, tapi alhamdulilah pondok pesantren kami Darul A’mal tetap eksis dan tetap bisa berperan dalam kehidupan masyarakat meskipun tidak ada beliau-beliau. Keadaan tersebut menggambarkan bahwa rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh lembaga ini untuk memberikan manfaat kepada masyarakat tidak akan pernah pudar sampai kapanpun karena hal tersebut telah menjadi tujuan dari berdirinya pesantren Darul A’mal itu sendiri. Tujuan santri pergi ke pondok pesantren Darul A’mal adalah untuk menghiasi diri dengan (akhlaqul karimah), mencari ilmu karena Allah untuk dirinya maupun untuk orang lain serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. dari itu semua bahwa di Pondok Pesantren Darul A’mal ini juga ada pengabdian masyarakat yang disebut dengan Orientasi Pengabdian Darul A’mal (OPIDA), dari konsep ini dapat dikolerasikan dengan peran pondok pesantren terhadap masyarakat, ketika dilihat dari itu semua bahwa pondok pesantren Darul A’mal telah berjalan sesuai dengan tujuan awal yaitu membentuk dan membangun masyarakat baik itu dari segi moral maupun ilmu pengetahuannya. Karena ketika pengabdian para santri dituntut mandiri bagaimana menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi ketika waktu pengabdian”.
Melengkapi pernyataan dari beberapa informan sebelumnya, berikut juga penulis menguraikan tentang bagaimana peran pondok pesantren dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat dari perspektif masyarakat sebagai objek sasaran dari setiap program-program yang dilakukan pesantren. Untuk itu penulis melakukan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat di sekitar pondok pesantren diantaranya bapak Warsim dan bapak Misri. Berikut beberapa statemen dari bapak Warsim ketika di wawancarai:
“Pondok Pesantren Darul A’mal ini telah menerapkan dan meningkatkan pendidikan pada masyarakat. Masalahnya disini memang para santri-santrinya diharuskan mengembangkan fitrah manusia yang dimilikinya, diantaranya adalah Fitrah agama, Dalam fitrah agama ini para santri sudah dididik dan digembleng dan didorong untuk selalu pasrah, tunduk dan patuh kepada Tuhan, sehingga dalam hal ini sering dilakukan dimasjid, seperti shalat jama’ah, shalat tahajud, istighasah, shalawatan, tahlilan, yasinan dan ngaji kitab-kitab kuning. Fitrah berakal budi, fitrah berakal budi merupakan untuk berfikir dan berzikir dalam memahami tanda-tanda keagungann Tuhan. Ini juga sering dilakukan dengan bentuk diskusi perkamar, antar daerah dan juga dilakukan dengan lomba MTQ yang sangat terkenal di Indonesia. Fitrah kebersihan dan kesucian, hal ini biasanya di pondok pesantren diberi tulisan yang berkaitan dengan kebersihan juga megadakan piket kebersihan, kerja bhakti dan lomba kebersihan antar kamar. Fitrah bermoral atau berakhlak, pondok pesantren Darul A’mal  sangat sekali menjaga dan memelihara terhadap hal-hal yang berkaitan dengan moral, makanya ketika disini ada para santri yang melanggar aturan-aturan yang belaku disini itu diberi sangsi yang sesuai dengan kesalahannya. Fitrah kebenaran, para santri disini diberi kesempatan untuk mencari konsep kebenaran baik itu kebenaran mutlak maupun kebenaran nisbi dalam hal ini dilakukan bentuk forum dialog dan seminar. Fitrah kemerdekaan, disini juga para santri dituntut untuk merasakan kebebasan dalam melaksanakan aktifitas apapun, karena itu semua sudah disepakati bersama. Fitrah Keadilan, fitrah ini harus dimiliki oleh para santri, hal ini diterapkan diberbagai tempat baik diwaktu diberi kepercayaan menjadi ketua kamar, pengurus daerah dan pengurus ISDA. Fitrah persamaan dan persatuan, contoh dari aplikatif fitrah tersebut dituangkan dalam bentuk memakai seragam putih-putih dalam shalat berjemaah dan juga bersama-sama dalam melaksanakn senam pagi dan yang lainnya. Fitrah individu, dalam fitrah ini biasanya para santri memasak sendiri, mencuci sendiri dan bagaimana mengatur dirinya sendiri. Fitrah sosial, para santri setiap hari jum’at dan hari selasa melakukan kerja bakhti, dan melakukan kerja sama dengan masyarakat, yang hal ini dilakukan dalam penagihan listrik. Fitrah seksual, fitrah ini merupakan untuk mengembangkan keturunan sehingga di pondok pesantren ini para santri diajarinya dengan mengaji kitab julujen, yang mana dalam hal ini dikhususkan kepada para santri yang sudah keluar Madrasah Aliyah (MA). Fitrah ekonomi, dalam hal ini para santri diajari tentang kewirausahaan dengan mendatangkan pemateri yang menjelaskan pentingnya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus diterapkan dalam bentuk koperasi. Fitrah politik, disini juga diajari tentang politik dan aplikatifnya, seperti dalam pemilihan pengurus daerah, pengurus ISDA dan pengurus PPDA. Sehingga tidak heran kalau diantara kyai dan gus-gusnya pondok pesantren Darul A’mal ini terjun dibidang perpolitikan. Sebagaimana Gus Sulaiman Chamid yang menjadi anggota DPRD Metro. Fitrah seni, dalam fitrah ini para santri sudah diimplementasikan baik seni kaligrafi, seni qira’ah dan yang lainnya, dan hal-hal tersebut juga sedikit banyak diterapkan pada masyarakat sekitar yang ada”.
Lebih lanjut bapak Misri yang juga merupakan tetangga dekat dari pesantren Darul A’mal menambahkan Pendapat bahwa:
Sebenarnya bagi kami sebagai masyarakat, pesantren itu sudah cukup sangat berperan sekali, mulai dari memberikan bimbingan bagi saya dari orang tua dan anak-anak saya. Dulu, pada zaman saya masih anak-anak, yang mana pada waktu itu pendidikan itu sangat minim sekali, baik itu pendidikan agama, apalagi pendidikan umum, waktu itu saya dan teman-teman saya belajar ngaji dan bagaimana cara (andap ashor) berakhlak yang baik, dengan sabarnya para pendiri pondok pesantren tersebut mengopeni saya dan teman-teman saya sedikit demi sedikit, dan sampai saat ini hal-hal seperti masih terus berlaku, sehingga pondok pesantren mempunyai pengaruh yang sangat sekali terasa bagi masyarakat sekitarnya. Dan dengan adanya pondok pesntren tersebut, kami merasa telah terbekali dengan ilmu-ilmu pengetahuan khususnya pendidikan Islam dan tatakrama”.
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan pondok pesantren terhadap masyarakat dalam upaya peningkatan pendidikan agama Islam memiliki peran yang cukup signifikan, hal inilah yang dicontohkan oleh pendiri pertama pondok pesantren Darul A’mal. Beliau melakukan upaya pendekatan sosio-kultural kepada masyarakat sekitar pesantren yang di wujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan masyarakat, yang berupa tahlilan (sarwaan) setiap malam jum’at dan kegiatan tersebut dilakukan dengan cara bergiliran dari rumah masyarakat yang satu dengan rumah yang lainnya. Selain kegiatan itu ada juga pengajian rutin mingguan yang dilaksakan di pondok pesantren. Disamping itu beliau juga memberikan semangat dan memberikan suri tauladan kepada masyarakat dalam berperilaku sehari-hari, sehingga dikalangan masyarakat maupun para santri sangat mengenang jasa-jasa beliau utamanya pada ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh beliau yaitu; simtem pendidikannya yang sangat berpengaruh terhadap terbentuknya masyarakat yang berbudi hasanah. Berikut kami sajikan hasil wawancara diatas dalam bentuk Matrik Deskriptif.
Jadi Dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan oleh peneliti pada wawancara di atas, maka dalam penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Peran pondok pesantren terhadap masyarakat dalam upaya peningkatan pendidikan agama Islam mempunyai posisi yang cukup signifikan, hal inilah yang dicontohkan oleh pendiri pertama pondok pesantren Darul A’mal. Beliau melakukan upaya pendekatan sosio-kultural kepada masyarakat sekitar pesantren yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang banyak melibatkan masyarakat antara lain, tahlilan (sarwaan) setiap malam jum’at dan kegiatan tersebut dilakukan dengan cara bergiliran. Kegiatan tersebut sampai saat ini masih terlaksana, bentuk serta macamnya juga semakin bervariasi. Semua kegiatan tersebut ditujukan agar masyarakat mampu memahami dan mampu mengamalkan ajaran agama secara baik dan benar. Secara implisit kegiatan tersebut juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap pesantren maupun bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pesantren.
Adapun beberapa langkah yang diterapkan di pondok pesantren Darul A’mal Desa Mulyojati 16 B metro dalam peningkatan pendidikan agama Islam pada masyarakat yaitu melalui: (a). arisan tahlilan mingguan, (b). pembacaan dhiba’an atau berzanji, (c). pembacaan Al quran, (d). pengajian keagamaan, (e). Penyuluhan (berupa penyuluhan pertanian, keterampilan, manajemen usaha, serta koperasi simpan pinjam), dan (f). program pengabdian bagi santri yang sudah lulus Madrasah Aliyah di berbagai lembaga pendidikan yang ada baik di Metro Lampung maupun di daerah Metro seperti (di Bandar Lampung, Kalianda, Kotabumi, dan Bandar jaya). Untuk lebih mengoptimalkan peran pondok pesantren Darul A’mal di tengah masyarakat maka di pesantren ini dibentuk suatu lembaga pengabdian masyarakat dengan nama Biro pembinaan dan pengembangan masyarakat (BPPM).
DAFTAR RUJUKAN
-       Dra. Hj. Faiqoh, M.Hum. 2003. Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah. Jakarta.
-       Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : kencana.
-       Khosin. 2006. Tipologi Pondok Pesantren. Jakarta. Diva pustaka.
-       http: // id. Wikipedia. Org/ wiki/ pesantren. Diakses pada 22 november 2016.
DAFTAR NARASUMBER
-       K.H Ahmad Dahlan Rosyid                ( Pengasuh PPDA )
-       Ustadz. Zakaria Mahmudi. S.H          ( Lurah PPDA )
-       Bpk. Warsim                                       ( Masyarakat Sekitar PPDA )
-       Bpk. Misri                                            ( Masyarakat Sekitar PPDA )



1 komentar: