Kamis, 29 Desember 2016

Makalah sejarah Asia Barat Daya Sejarah Peradaban kuno di timur tengah






SEJARAH PERADABAN KUNO DI TIMUR TENGAH
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Barat Daya
 yang Diampu Oleh Ibu Umi Hartati, M.Pd.

Disusun oleh kelompok I:
Marlena                       14220008
                                         Anggun Fitriani             14220036                                       
Eka Purnama S.         14220004
M. Rijal Fadhli             14220020



 
 
 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN IPS
PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
2016













BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Asia Barat merupakan bagian wilayah dari Benua Asia yang terkenal dengan julukan “Timur Tengah”. Timur Tengah kuno merupakan daerah besar yang terdiri dari tiga daerah penting, yaitu Mesopotamia, Suriah-Palestina dan Mesir. Pada umumnya Negara-negara yang terletak di Asia Barat adalah Negara yang memiliki sejarah dan latar belakang sebagai bangsa Arab karena diperkirakan para leluhur dari bangsa timur tengah ( Sumeria, Akadia, Babilonia, Assyria, Kaldea, Ameria, Phoenesia, Ibrani, Arab, dan Abissina ) pernah hidup bersama sebagai satu bangsa pada satu tempat dan masa tertentu.
Bangsa Arab merupakan pewaris peradaban kuno yang berkembang pesat di tepi sungai Eufrat dan Tigris di daerah Mesopotamia ( Teluk persia yang membentang ke arah barat laut meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah, dan Lebanon ). Bangsa Timur Tengah dikatakan sebagai bangsa penakluk dunia karena bangsa ini merupakan penghasil peradaban umat manusia yang pertama didunia. Salah satu contohnya adalah Peradaban Mesopotamia kuno yang mendominasi peradaban lain pada zamannya.
Pusat peradaban kuno Mesopotamia ( yang kini menjadi Republik Irak ) menjadi pusat perhatian dunia karena diyakini sebagai peradaban tertua didunia oleh bangsa Sumeria yang membangun kota kuno seperti Ur. Selengkapnya akan kami bahas dalam makalah kami.



B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana letak peradaban kuno di Timur Tengah?
2.    Bagaimana bangsa-bangsa pendukung peradaban kuno di Timur Tengah?

C.  Tujuan Penulisan Masalah
1.    Untuk mengetahui letak peradaban kuno di Timur Tengah.
2.    Untuk mengetahui bangsa-bangsa pendukung peradaban kuno di Timur Tengah.















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Letak Peradaban Kuno di Timur Tengah
Peradaban kuno di Timur Tengah meliputi peradapan kuno di wilayah Mesapotamia yang pada masa lalu tedapat beberapa kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang terletak di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjlah (Tigris) sebelah selatan (4000 SM-1300 SM) dan Kerajaan Asyiia yang teletak di lembah Sungai Eufrat dan Tigris sebelah utara (1300 SM-606 SM).
Peradaban kuno di Timur Tengah lahir di Mesopotamia yang terletak diantara dua sungai besar, yaitu Eufrat dan Tigris. Daerah yang sekarang menjadi Republik Irak itu pada zaman dahulu disebut Mesopotamia yang dalam bahasa Yunani berarti “daerah di antara sungai-sungai”. Sedangkan dalam bahasa Arab, Mesopotamia  disebut “Bayn Nahrain” yang artinya antara dua sungai.
Secara geografis, sumber air Sungai Eufrat dan Tigris tedapat di lereng Pegunungan Armenia di perbatasan antara Irak dan Rusia. Di sekitar muara, alam geogafisnya berupa rawa-rawa penuh dengan tetumbuhan semak dan didiami oleh aneka jenis burung liar. Semakin menuju ke pedalaman, alam semakin kering. Kemudian datanglah bangsa-bangsa dai gurun di sekitarnya untuk bertenak dan bertani di lembah yang subur tersebut. Setiap tahun cairan salju di gunung-gunung Armenia menimbulkan luapan air sungai. Datanglah banjir hebat yang menyebabkan lumpur aluvia secara berlapis-lapis dari masa ke masa. Penduduk memanfaatkan banjir untuk mengintensifkan pertanian dan pertenakan. Tantangan banjir diatasi dengan pembuatan tanggul, dam.

B.  Bangsa-Bangsa Pendukung Peradaban Kuno di Timur Tengah
Bangsa Sumeria mengambarngkan kehidupan dan peradapannya dengan mengusahakan pertanian. Pengolahannya tanah pertanian dilakukan dengan membajak menggunakan tenaga hewan yaitu keladai dan lembu. Untuk mengangkat hasil panen dan keperluan yang lain, bangsa Sumeria membuat kereta atau gerobak yang diberi roda sehingga bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa yang pertama kali menggunakan oda. Hasil utama pertanian bangsa Sumeria, diantaranya gandum, jemawut.
Bangsa Sumeria mengambangkan pemerintahan yang berpusat di kota Ur dekat muara Sungai Eufrat. Para penguasa memiliki kekuasaan yang sangat besar, bahkan absolut karena selain berfungsi kepala pemerintahan, Raja juga sebagai Patesi sehingga dikenal dengan Pedeta Raja.
Dari segi kepercayaan, bangsa Sumeria mengenal adanya banyak dewa atau polytheisme. Di antara dewa-dewa yang disembah adalah Marduk sebagai dewa tertinggi dan dewa-dewa yang mengusai alam, antara lain Enlil (Dewa Bumi), Ea (Dewa Air), Anu (Dewa Langit). Sin (Dewa Bulan), Samas (Dewa Matahari), Ereskigal (Dewa Kematian). Dalam melaksanakan kepercayaan, bangsa Sumeria membangun sebuah kuil untuk pemujaan kepada dewa yang disebut Ziggurat. Ziggurat berasal dari kata zagaru, artinya bangunan tinggi seperti gunung karena merupakan menara bertingkat yang semakin keatas semakin kecil.
Dari segi ilmu pengetahuan, bangsa Sumeria telah mengenal tulisan paku atau cunei form. Bangsa Sumeria menggunakan sekitar 350 tanda gambar dan setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf paku dituliskan pada papan tanah liat yang digoresi atau ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Bangsa pendukung peradaban Mesopotania selanjutnya adalah bangsa Babilonia. Nama Babilonia diambil sesuai dengan nama ibu kotanya yaitu babel .
Dari segi hukum, peradaban Babilonia yang terkenal adalah Code Hammurabi yaitu Code hukum raja hammurabi yang ditemukan pada tahun 1902 yang menunjukan bahwa bangsa Babilonia telah menggunakan perjanjian atau kontrak dalam perdagangan. Undang-undang pidana juga telah dilaksanakan yaitu memberikan hukuman yang setimpal atau hukuman pembalasan. Undang-undang tersebut dipahat di atas batu atau tugu yang juga merupakan undang-undang tertua di dunia. Selain hukum pidana juga terdapat hukum sipil yang mengatur tentang hak milik, hutang piutang, perkawinan, pengobatan, bangunan, penghasilan dan sebagainya. Kerajaan Babilonia  mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan raja Babilonia baru yaitu Naboplashar (tahun 625-562 SM). Bangsa pendukung peradaban kuno di Mesopotamia selain bangsa Sumeria dan Babilonia adalah bangsa Assyria yang terletak di tepi sungai Trigis dengan ibu kotanya Niniveh. Kerajaan Assyria dimulai dengan pemberontakan Tiglat Filiser I pada tahun 1100 SM. Bangsa Assyria mencatat banyak kemakmuran dan kemenangan.

2. Mesir
            Ditinjau dari segi historisnya, ada beberapa nama untuk menyebut Mesir. Bangsa Sumit yang tinggal disekeliling Mesir menyebut Negeri ini dengan nama Misr. Misr dalam bahasa Semit bersrti batas. Oleh karena itu, bangsa Semit menyebut daerah yang berada dalam lingkungan mereka sebagai Misr, sedangkan penduduknya disebut sebagai Misriyyin. Berbeda pula dengan orang-orang Qibti yang menyebut negeri ini pada zaman lampau dengan istilah kemy yang membawa arti hitam atau panah yang hitam karena banjir dari luapan sungai Nil yang membawa lumpur berwarna hitam yang berguna untuk pertanian. Orang-orang Assyria menyebut negeri ini sebagai hecobtah. Hecobtah diambil dari sebutan orang-orang Mesir sendiri untuk kerajaan Mesir lamayaitu Menant (memphis)yang mempunyai arti tempat bersemayamnya roh bietah. Bietah merupakan tuhan orang Mesir yang dianggap sebagai pelindung perindustrian pada masa dahulu. Sedangkan orang-orang Yunani menyebut Mesir dengan nama Egyptus. Nama egyptus ini disebut berulangkali dalam syair-syair pujangga agunng Yunan, Homerus.
Bangsa Yunani menyatakan bahwa Memphis merupakan sebuah ibu kota Mesir Purba yang terletak berhampiran Sakkara. Di kota inilah didirikan kerajaan Mesir awal dari pada dinasti pertama. Maka tidak heran jika disitu juga terdapat kawasan perkuburan para pemangku raja dari pada dinasti pertama yang hampir kesemua raja dari dinasti kedua.
Kondisi khas suatu negara secara alami harus dipandang menjadi faktor-faktor utama yang menciptakan keadaan rohani penduduknya, cara berfikir dan wataknya. Penduduknya tidak perlu berpindah-pindah tempat lagi karena dijamin oleh kesuburan tanah karena adanya luapan sungai Nil. Jasa alam yang berupa luapan sungai Nil melalui pemikiran para ilmuan dimasa lalu ikut pula penanggakan Mesir yang kelak dioper oleh bangsa Romawi.
Kondisi alam selain bepengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan juga mempengaruhi corak penghayatan rohani bangsa mesir kuno. Orang mesir adalah pemuja dewa. Matahari, nil dan bumi dianggap. Dewa yang paling banyak dipuja adalah dewa Ra atau dewa matahari. Sehubungan pemanfaatan ilmu dan teknik, di mana dua-duanya tidak terlepas dari kepercayaan, maka kedudukan para pendeta pun naik setelah mereka mampu membuktikan kemampuan mereka dalam hal meramalkan panenan berdasarkan kalender.


3.  Syiria
Syiria purba meliputi wilayah sepanjang pantai Laut Tengah antara Asia kecil dan Mesir. Daerah ini ditempati bangsa yang bermacam-macam, yaitu:
a)    Bangsa Yahudi
Bangsa yahudi benenek moyang suku-suku Semit yang hidup sebagai kaum nomad dengan ruang gerak dari Mesopotamia sampai lembah Sungai Nil di Mesir untuk akhirnya menetap sebagai bangsa petani di Kanaan. Di Kanaan alamnya monoton dan keras karena terdiri atas stepa dan gurun sehingga manusianya harus bekerja keras untuk dapat bertahan hidup. Alam yang kering dengan hujan yang sedikit mendorong inspirasi bangsa yahudi dari abad ke abad. Seluk beluk agama bangsa yahudi adalah agamanya bersifat historis, rasionalistis, mateialistis, nasionalistis, dan egoistis.

b)    Bangsa Punichia
Di sebelah utara Kanaan atau Palestina berdiamlah bangsa Punichia yang sekarang bernama Libanon. Agama bangsa Punichia kurang mengandung keagungan karena tata peribadatan mereka yang serba kejam. Kegiatan bangsa Punichia kuno adalah tiga hal, yaitu berdagang, berlayar dan merompak di laut. Oleh karma itu semua kota-kota Tyrus dan Sidon menjadi pusat yang penting di zaman keagungan Punichia.
Para pelaut bangsa Punichia mengunjungi Mesopotamia dan ke Mesir bahkan sampai ke India melalui jazirah Arabia. Di sepanjang pantai Laut Tengah mereka dirikan berbagai koloni. Selat Gilbraltar diterobosi dan mereka juga berhasil mencapai pantai-pantai Laut Utara bahkan sampai masuk ke Laut Timur. Sambil berdagang ke dunia Barat, bangsa Phunichia juga menyebarkan benih-benih perkembangan yang bersumberkan pengetahuan yang bersal dari dunia Timur, khususnya bagi perkembangan Yunani di bidang ilmu, jasa para pedagang Phunichia sangat besar. Tata kerja orang Phunichia dan pada gilirannya bangsa Yunani kemudian menguasai pantai-pantai Laut Tengah dan menyebarkan koloni-koloninya. Koloni yang'terkenal dari bangsa Phunicia adalah Kartago, di mana kemudian berdiri suatu republik yang kuat dan disegani oleh Yunani.

4.    Persia
Etnis Persia adalah keturunan Bangsa Arya yang berhijrah dari Asia Tengah ke Iran pada milenium kedua sebelum Masehi (SM). Bangsa Arya ini kemudian terpecah dua menjadi bangsa Persia dan bangsa Media dan mereka berasimilasi dengan sukusuku setempat seperti EIam.Dari sini, Iahirlah bahasa Persia dan bahasa-bahasa Iran lain. Sumber sejarah tertulis pertama mengenai orang Persia ini ialah prasasti Assyria (834 SM)), dan di dalam prasasti itu ada menyentuh tentang orang Porsua (Persia) dan Muddai (Media). Saat itu, orang Asyur menggunakan istilah 'Parsua' untuk merujuk kepada suku-suku di Iran. Kemudian orang Yunani mengadaptasikan istilah ini untuk mer'ujuk pada peradaban-peradaban dari Iran. Ketika orang Persia memeluk agama Islam, orang Arab menggelari mereka `Fars' karena abjad 'P' tidak terdapat dalam tulisan Arah. Kawasan Persia kemudian diperintah oleh beberapa kerajaan yang membentuk kekaisaran-kekaisaran yang kuat. Di antara kekaisaran-kekaisaran ini adalah kekaisaran Persia seperti Akhemenid, Parthia, Sassania, Buwaihidah dan Samania. Pemerintahan yang pernah memerintah Persia ialah Seleukus, Ummayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, Afshariyah dan Qajar.
Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum Elarnit, yang telah bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak 3000 SM. Pada 1500 SM, suku Arya mulai bermigrasi ke Iran dari Sungai Volga utara Laut Kaspia dan dari Asia Tengah. Akhirnya dua suku utama dari bangsa Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat Laut dan mendirikan kerajaan Media. Kelompok yang lain hidup di lain Selatan, daerah yang kemudian oleh orang Yunani disebut sebagai Persis-vang menjadi asal kata nama Persia. Bagaimanapun juga, baik suku bangsa Medes maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka yang baru sebagai Iran, yang berarti "tanah bangsa Arya". Pada 600 SM suku Medes telah menjadi penguasa Persia.
Kira-kira tahun 513 SM, bangsa Persia meakukan invasi ke tempat yang sekarang merupakan Rusia Selatan dan Eropa Tenggara dan hampir menguasai wilayah ini juga. Darius sekali lagi mengirim bala Tentara Agung-nya ke Yunani di tahun 490 SM, tetapi dikalahkan oleh pasukan bangsa Athena di Marathon. Sekali lagi putra Darius, Xerxes, menginvasi Yunani di tahun 480 SM. Bangsa Persia mengalahkan tentara Sparta setelah melalui pertempuran sengit di Thermopylae. Akan tetapi mereka mengalami kekalahan yang menyesakkan di Salamis dan didepak dari Eropa tahun 479 SM. Setelah mengalami kekalahan di Yunani, Imperium Achaemenid kian melemah dan mengalami kemerosotan. Pada 1331 SM, Alexander dari Macedonia menaklukkan kerajaan tersebut, setelah mengalahkan tentara Persia yang besar dalara pertempuran di Arbela. Kemenangan ini mengakhiri Imperium Achaerenid dan Persia pun menjadi bagian dari kekaisaran Alexander.
Penaklukan keseluruhan Kerajaan Achaemenid oleh Alexander dianggap sebagai sebuah tragedi besar oleh bangsa Iran, sebuah fakta yang direfleksikan dalam kisah epik nasional Shah Narneh, yang ditulis oleh Firdausi, seorang penyair, kira-kira pada awal abad ke-11 M. Lebih dari sepuluh tahun setelah kematian Alexander di tahun 323 SM, salah seorang panglima bernama Seleucus mendirikan sebuah dinasti yang memerintah Persia dari tahun 155 SM. Setelah itu, bangsa Parthian memenangkan kendali atas Persia. Pemerintahan mereka bertahan hingga tahun 224 M. Bangsa Parthian membangun kerajaan yang besar melewati Asia Kecil Timur dan Asia Barat Daya. Selama 200 tahun terakhir pemerintahan mereka, bangsa Parthian harus berperang dengan bangsa Romawi di Barat dan bangsa Kushan di wilayah yang sekarang rnenjadi wilayah Afganistan.
Di pertengahan abad ke-7 M, terjadilah sebuah peristiwa yang merubah nasib Iran. Tentara Arab menaklukkan negara tersebut dan kebanyakan rakyat Iran kemudian menganut agama Islam. Alasan bagi keberhasilan pesat agama baru itu tidak sulit untuk dicari. Di samping kesemua pencapaian yang demikian menakjubkan, Kerajaan Sassanid didirikan dengan adanya penindasan yang ektrim terhadap rakyat yang telah terinjak. Meskipun begitu, bagi dunia bangsa Iran lahirnya agama Islam tidak berarti pembebasan, akan tetapi merupakan kekalahan dan penjajahan oleh orang asing. Hal itu merubah seluruh rangkaian sejarah Persia. Dengan memperkenalkan Islam, bangsa Arab mengganti kepercayaan kuno Persia, Zoroastrianisme, dan sejak saat itu hingga hari ini, orang Persia menjadi Muslim. Namun, stempel Islam mereka dari awalnya agak berbeda dengan yang dimiliki oleh Muslim yang lain. Mereka mengisinya dengan warna-warna Iran yang spesifik ketika bangsa Persia itu menganut agama Islam dalam bentuk Syi'ah yang heterodoks dan menggunakannya sebagai senjata yang digunakan untuk melawan para penguasa Arab.
Selama beberapa abad bahasa penjajah, yakni bahasa Arab, menggantikan bahasa Pahalavi (bahasa Persia tengah), bahasa yang dipakai oleh bangsa Persia selama masa pemerintahan Sassanid (periode Kerajaan Persia Kedua).
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suatu suku dari Turki memperoleh kendali atas beberapa wilayah Iran. Pada tahun 1501, pemimpin suku tersebut, Ismail, ditahbiskan sebagai raja dan mendirikan Dinasti Safavid, dimana seorang representasi terbesarnya adalah Shah Abbas yang memerintah dari 1587 hingga 1629. Ditangkalnya invasi yang dilakukan oleh Kerajaan Ottoman Turki dan suku Uzbek dari Turkistan. Tercatat Shah Abbas dan para penerusnya sangat berpengaruh dalam mendukung perkembangan arsitektur dan seni. Isfahan, yang menjadi Ibu Kota Safavid di tahun 1598, dikenal sebagai salah satu kota berperadaban yang paling maju. Pada masa itu orang Persia suka menyebut Isfahan sebagai Nif-e-Jaltan ("separuh dunia"). Pemberlakuan ajaran Syi’ah sebagai agama resmi dari negara Safavid bertindak menjadi kekuatan pemersatu dalam tubuh kerajaan Safavid dan memungkinkan Safavid untuk menghubungkan rasa nasionalisme laten bangsa Iran yang luas tersebar. Di lain pihak, hal itu membawa Safavid ke kancah konflik terbuka dengan Kerajaan Ottoman dan menggiringnya menuju dua abad pasang-surut peperangan antara kedua negara adidaya ini.







BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Peradaban kuno di Timur Tengah meliputi peradapan kuno di wilayah Mesapotamia yang pada masa lalu tedapat beberapa kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang terletak di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjlah. Kemudian bangsa-bangsa pendukung peradaban kuno di Timur Tengah seperti Sumeria adalah Babilonia dan Assyria, Mesir penduduknya disebut dengan  Misriyyin, Syria terdapat bangsa Yahudi dan bangsa Punichia, dan Persia keturunan bangsa Arya.

B.  Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa sejarah, kita wajib mengetahui serta memahami sejarah peradaban kuno di Timur Tengah, yang dimana harus mengetahui peradabannya pada masa tersebut mengingat zaman sekarang atau masa globalisasi para pendidik kurang memahami mengenai bagaimana sejarahnya peradaban kuno di Timur Tengah.








Daftar Pustaka
Davinnurfaiz. 2012. Peradaban Kuno Mesir . (Online)
17 September 2016
Isawati. 2012.Sejarah Timur Tengah. Yogyakarta: Ombak
Rohman. 2012.Sejarah Peradaban Kuno Tengah. (Online)