SEJARAH PERADABAN KUNO DI
TIMUR TENGAH
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Barat Daya
yang Diampu Oleh Ibu Umi Hartati, M.Pd.
Disusun oleh kelompok I:
Marlena 14220008
Anggun Fitriani 14220036
Eka Purnama S. 14220004
M. Rijal Fadhli 14220020
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN IPS
PROGAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Barat merupakan bagian wilayah dari Benua Asia yang terkenal dengan
julukan “Timur Tengah”. Timur Tengah kuno merupakan daerah besar yang terdiri
dari tiga daerah penting, yaitu Mesopotamia, Suriah-Palestina dan Mesir. Pada
umumnya Negara-negara yang terletak di Asia Barat adalah Negara yang memiliki
sejarah dan latar belakang sebagai bangsa Arab karena diperkirakan para leluhur
dari bangsa timur tengah ( Sumeria, Akadia, Babilonia, Assyria, Kaldea, Ameria,
Phoenesia, Ibrani, Arab, dan Abissina ) pernah hidup bersama sebagai satu
bangsa pada satu tempat dan masa tertentu.
Bangsa Arab merupakan pewaris peradaban kuno yang berkembang pesat di tepi
sungai Eufrat dan Tigris di daerah Mesopotamia ( Teluk persia yang membentang
ke arah barat laut meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah, dan Lebanon
). Bangsa Timur Tengah dikatakan sebagai bangsa penakluk dunia karena bangsa
ini merupakan penghasil peradaban umat manusia yang pertama didunia. Salah satu
contohnya adalah Peradaban Mesopotamia kuno yang mendominasi peradaban lain
pada zamannya.
Pusat peradaban kuno Mesopotamia ( yang
kini menjadi Republik Irak ) menjadi pusat perhatian dunia karena diyakini
sebagai peradaban tertua didunia oleh bangsa Sumeria yang membangun kota kuno
seperti Ur. Selengkapnya akan kami bahas dalam makalah kami.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana letak peradaban kuno di Timur Tengah?
2. Bagaimana bangsa-bangsa pendukung peradaban kuno di Timur Tengah?
C. Tujuan Penulisan Masalah
1. Untuk mengetahui letak peradaban kuno di Timur Tengah.
2. Untuk mengetahui bangsa-bangsa pendukung peradaban kuno di Timur Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak Peradaban Kuno di Timur Tengah
Peradaban
kuno di Timur Tengah meliputi peradapan kuno di wilayah Mesapotamia yang pada
masa lalu tedapat beberapa kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang
terletak di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjlah (Tigris) sebelah selatan
(4000 SM-1300 SM) dan Kerajaan Asyiia yang teletak di lembah Sungai Eufrat dan
Tigris sebelah utara (1300 SM-606 SM).
Peradaban kuno di Timur Tengah lahir
di Mesopotamia yang terletak diantara dua sungai besar, yaitu Eufrat dan
Tigris. Daerah yang sekarang menjadi Republik Irak itu pada zaman dahulu
disebut Mesopotamia yang dalam bahasa Yunani berarti “daerah di antara
sungai-sungai”. Sedangkan dalam bahasa Arab, Mesopotamia disebut “Bayn
Nahrain” yang artinya antara dua sungai.
Secara geografis, sumber air Sungai
Eufrat dan Tigris tedapat di lereng Pegunungan Armenia di perbatasan antara
Irak dan Rusia. Di sekitar muara, alam geogafisnya berupa rawa-rawa penuh
dengan tetumbuhan semak dan didiami oleh aneka jenis burung liar. Semakin
menuju ke pedalaman, alam semakin kering. Kemudian datanglah bangsa-bangsa dai
gurun di sekitarnya untuk bertenak dan bertani di lembah yang subur tersebut.
Setiap tahun cairan salju di gunung-gunung Armenia menimbulkan luapan air
sungai. Datanglah banjir hebat yang menyebabkan lumpur aluvia secara
berlapis-lapis dari masa ke masa. Penduduk memanfaatkan banjir untuk
mengintensifkan pertanian dan pertenakan. Tantangan banjir diatasi dengan
pembuatan tanggul, dam.
B. Bangsa-Bangsa Pendukung Peradaban Kuno
di Timur Tengah
Bangsa
Sumeria mengambarngkan kehidupan dan peradapannya dengan mengusahakan
pertanian. Pengolahannya tanah pertanian dilakukan dengan membajak menggunakan
tenaga hewan yaitu keladai dan lembu. Untuk mengangkat hasil panen dan
keperluan yang lain, bangsa Sumeria membuat kereta atau gerobak yang diberi
roda sehingga bangsa Sumeria dikenal sebagai bangsa yang pertama kali
menggunakan oda. Hasil utama pertanian bangsa Sumeria, diantaranya gandum,
jemawut.
Bangsa
Sumeria mengambangkan pemerintahan yang berpusat di kota Ur dekat muara Sungai
Eufrat. Para penguasa memiliki kekuasaan yang sangat besar, bahkan absolut
karena selain berfungsi kepala pemerintahan, Raja juga sebagai Patesi sehingga dikenal dengan Pedeta Raja.
Dari
segi kepercayaan, bangsa Sumeria mengenal adanya banyak dewa atau polytheisme.
Di antara dewa-dewa yang disembah adalah Marduk
sebagai dewa tertinggi dan dewa-dewa yang mengusai alam, antara lain Enlil
(Dewa Bumi), Ea (Dewa Air), Anu (Dewa Langit). Sin (Dewa Bulan), Samas (Dewa
Matahari), Ereskigal (Dewa Kematian). Dalam melaksanakan kepercayaan, bangsa
Sumeria membangun sebuah kuil untuk pemujaan kepada dewa yang disebut Ziggurat. Ziggurat berasal dari kata
zagaru, artinya bangunan tinggi seperti gunung karena merupakan menara bertingkat
yang semakin keatas semakin kecil.
Dari
segi ilmu pengetahuan, bangsa Sumeria telah mengenal tulisan paku atau cunei form. Bangsa Sumeria menggunakan
sekitar 350 tanda gambar dan setiap gambar merupakan satu suku kata.
Huruf-huruf paku dituliskan pada papan tanah liat yang digoresi atau ditulisi
menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Bangsa pendukung peradaban
Mesopotania selanjutnya adalah bangsa Babilonia. Nama Babilonia diambil sesuai
dengan nama ibu kotanya yaitu babel .
Dari
segi hukum, peradaban Babilonia yang terkenal adalah Code Hammurabi yaitu Code hukum raja hammurabi yang ditemukan pada
tahun 1902 yang menunjukan bahwa bangsa Babilonia telah menggunakan perjanjian
atau kontrak dalam perdagangan. Undang-undang pidana juga telah dilaksanakan
yaitu memberikan hukuman yang setimpal atau hukuman pembalasan. Undang-undang
tersebut dipahat di atas batu atau tugu yang juga merupakan undang-undang
tertua di dunia. Selain hukum pidana juga terdapat hukum sipil yang mengatur tentang
hak milik, hutang piutang, perkawinan, pengobatan, bangunan, penghasilan dan
sebagainya. Kerajaan Babilonia mencapai
puncak kejayaan pada pemerintahan raja Babilonia baru yaitu Naboplashar (tahun
625-562 SM). Bangsa pendukung peradaban kuno di Mesopotamia selain bangsa
Sumeria dan Babilonia adalah bangsa Assyria yang terletak di tepi sungai Trigis
dengan ibu kotanya Niniveh. Kerajaan Assyria dimulai dengan pemberontakan Tiglat Filiser I pada tahun 1100 SM.
Bangsa Assyria mencatat banyak kemakmuran dan kemenangan.
2. Mesir
Ditinjau dari segi historisnya, ada
beberapa nama untuk menyebut Mesir. Bangsa Sumit yang tinggal disekeliling
Mesir menyebut Negeri ini dengan nama Misr. Misr dalam bahasa Semit bersrti
batas. Oleh karena itu, bangsa Semit menyebut daerah yang berada dalam
lingkungan mereka sebagai Misr, sedangkan penduduknya disebut sebagai Misriyyin. Berbeda pula dengan
orang-orang Qibti yang menyebut negeri ini pada zaman lampau dengan istilah kemy yang membawa arti hitam atau panah
yang hitam karena banjir dari luapan sungai Nil yang membawa lumpur berwarna
hitam yang berguna untuk pertanian. Orang-orang Assyria menyebut negeri ini
sebagai hecobtah. Hecobtah diambil
dari sebutan orang-orang Mesir sendiri untuk kerajaan Mesir lamayaitu Menant (memphis)yang mempunyai arti
tempat bersemayamnya roh bietah. Bietah merupakan tuhan orang Mesir yang
dianggap sebagai pelindung perindustrian pada masa dahulu. Sedangkan
orang-orang Yunani menyebut Mesir dengan nama Egyptus. Nama egyptus ini
disebut berulangkali dalam syair-syair pujangga agunng Yunan, Homerus.
Bangsa
Yunani menyatakan bahwa Memphis merupakan sebuah ibu kota Mesir Purba yang
terletak berhampiran Sakkara. Di kota inilah didirikan kerajaan Mesir awal dari
pada dinasti pertama. Maka tidak heran jika disitu juga terdapat kawasan
perkuburan para pemangku raja dari pada dinasti pertama yang hampir kesemua
raja dari dinasti kedua.
Kondisi
khas suatu negara secara alami harus dipandang menjadi faktor-faktor utama yang
menciptakan keadaan rohani penduduknya, cara berfikir dan wataknya. Penduduknya
tidak perlu berpindah-pindah tempat lagi karena dijamin oleh kesuburan tanah
karena adanya luapan sungai Nil. Jasa alam yang berupa luapan sungai Nil
melalui pemikiran para ilmuan dimasa lalu ikut pula penanggakan Mesir yang
kelak dioper oleh bangsa Romawi.
Kondisi
alam selain bepengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan juga mempengaruhi
corak penghayatan rohani bangsa mesir kuno. Orang mesir adalah pemuja dewa.
Matahari, nil dan bumi dianggap. Dewa yang paling banyak dipuja adalah dewa Ra
atau dewa matahari. Sehubungan pemanfaatan ilmu dan teknik, di mana dua-duanya
tidak terlepas dari kepercayaan, maka kedudukan para pendeta pun naik setelah
mereka mampu membuktikan kemampuan mereka dalam hal meramalkan panenan
berdasarkan kalender.
3. Syiria
Syiria purba meliputi wilayah
sepanjang pantai Laut Tengah antara Asia kecil dan Mesir. Daerah ini ditempati
bangsa yang bermacam-macam, yaitu:
a) Bangsa
Yahudi
Bangsa yahudi benenek moyang
suku-suku Semit yang hidup sebagai kaum nomad dengan ruang gerak dari
Mesopotamia sampai lembah Sungai Nil di Mesir untuk akhirnya menetap sebagai
bangsa petani di Kanaan. Di Kanaan alamnya monoton dan keras karena terdiri atas
stepa dan gurun sehingga manusianya harus bekerja keras untuk dapat bertahan
hidup. Alam yang kering dengan hujan yang sedikit mendorong inspirasi bangsa
yahudi dari abad ke abad. Seluk beluk agama bangsa yahudi adalah agamanya
bersifat historis, rasionalistis, mateialistis, nasionalistis, dan egoistis.
b) Bangsa Punichia
Di
sebelah utara Kanaan atau Palestina berdiamlah bangsa Punichia yang sekarang
bernama Libanon. Agama bangsa Punichia kurang mengandung keagungan karena tata
peribadatan mereka yang serba kejam. Kegiatan bangsa Punichia kuno adalah tiga
hal, yaitu berdagang, berlayar dan merompak di laut. Oleh karma itu semua
kota-kota Tyrus dan Sidon menjadi pusat yang penting di zaman keagungan
Punichia.
Para
pelaut bangsa Punichia mengunjungi Mesopotamia dan ke Mesir bahkan sampai ke
India melalui jazirah Arabia. Di sepanjang pantai Laut Tengah mereka dirikan
berbagai koloni. Selat Gilbraltar diterobosi dan mereka juga berhasil mencapai
pantai-pantai Laut Utara bahkan sampai masuk ke Laut Timur. Sambil berdagang ke
dunia Barat, bangsa Phunichia juga menyebarkan benih-benih perkembangan yang
bersumberkan pengetahuan yang bersal dari dunia Timur, khususnya bagi
perkembangan Yunani di bidang ilmu, jasa para pedagang Phunichia sangat besar.
Tata kerja orang Phunichia dan pada gilirannya bangsa Yunani kemudian menguasai
pantai-pantai Laut Tengah dan menyebarkan koloni-koloninya. Koloni
yang'terkenal dari bangsa Phunicia adalah Kartago, di mana kemudian berdiri
suatu republik yang kuat dan disegani oleh Yunani.
4. Persia
Etnis Persia adalah keturunan Bangsa Arya yang
berhijrah dari Asia Tengah ke Iran pada milenium kedua sebelum Masehi (SM).
Bangsa Arya ini kemudian terpecah dua menjadi bangsa Persia dan bangsa Media
dan mereka berasimilasi dengan sukusuku setempat seperti EIam.Dari sini,
Iahirlah bahasa Persia dan bahasa-bahasa Iran lain. Sumber sejarah tertulis
pertama mengenai orang Persia ini ialah prasasti Assyria (834 SM)), dan di
dalam prasasti itu ada menyentuh tentang orang Porsua (Persia) dan Muddai (Media).
Saat itu, orang Asyur menggunakan istilah 'Parsua' untuk merujuk kepada
suku-suku di Iran. Kemudian orang Yunani mengadaptasikan istilah ini untuk
mer'ujuk pada peradaban-peradaban dari Iran. Ketika orang Persia memeluk agama
Islam, orang Arab menggelari mereka `Fars' karena abjad 'P' tidak terdapat
dalam tulisan Arah. Kawasan Persia kemudian diperintah oleh beberapa kerajaan
yang membentuk kekaisaran-kekaisaran yang kuat. Di antara kekaisaran-kekaisaran
ini adalah kekaisaran Persia seperti Akhemenid, Parthia, Sassania, Buwaihidah
dan Samania. Pemerintahan yang pernah memerintah Persia ialah Seleukus,
Ummayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, Afshariyah dan Qajar.
Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang
sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum Elarnit, yang telah
bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak 3000 SM. Pada 1500 SM, suku Arya mulai
bermigrasi ke Iran dari Sungai Volga utara Laut Kaspia dan dari Asia Tengah.
Akhirnya dua suku utama dari bangsa Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim
di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat Laut dan mendirikan kerajaan
Media. Kelompok yang lain hidup di lain Selatan, daerah yang kemudian oleh
orang Yunani disebut sebagai Persis-vang menjadi asal kata nama Persia.
Bagaimanapun juga, baik suku bangsa Medes maupun suku bangsa Persia menyebut
tanah air mereka yang baru sebagai Iran, yang berarti "tanah bangsa
Arya". Pada 600 SM
suku Medes telah menjadi penguasa Persia.
Kira-kira tahun 513 SM, bangsa Persia meakukan invasi
ke tempat yang sekarang merupakan Rusia Selatan dan Eropa Tenggara dan hampir
menguasai wilayah ini juga. Darius sekali lagi mengirim bala Tentara Agung-nya
ke Yunani di tahun 490 SM, tetapi dikalahkan oleh pasukan bangsa Athena di
Marathon. Sekali lagi putra Darius, Xerxes, menginvasi Yunani di tahun 480 SM.
Bangsa Persia mengalahkan tentara Sparta setelah melalui pertempuran sengit di
Thermopylae. Akan tetapi mereka mengalami kekalahan yang menyesakkan di Salamis
dan didepak dari Eropa tahun 479 SM. Setelah mengalami kekalahan di Yunani,
Imperium Achaemenid kian melemah dan mengalami kemerosotan. Pada 1331 SM,
Alexander dari Macedonia menaklukkan kerajaan tersebut, setelah mengalahkan
tentara Persia yang besar dalara pertempuran di Arbela. Kemenangan ini
mengakhiri Imperium Achaerenid dan Persia pun menjadi bagian dari kekaisaran
Alexander.
Penaklukan keseluruhan Kerajaan Achaemenid oleh
Alexander dianggap sebagai sebuah tragedi besar oleh bangsa Iran, sebuah fakta
yang direfleksikan dalam kisah epik nasional Shah Narneh, yang ditulis oleh
Firdausi, seorang penyair, kira-kira pada awal abad ke-11 M. Lebih dari sepuluh
tahun setelah kematian Alexander di tahun 323 SM, salah seorang panglima
bernama Seleucus mendirikan sebuah dinasti yang memerintah Persia dari tahun
155 SM. Setelah itu, bangsa Parthian memenangkan kendali atas Persia.
Pemerintahan mereka bertahan hingga tahun 224 M. Bangsa Parthian membangun
kerajaan yang besar melewati Asia Kecil Timur dan Asia Barat Daya. Selama 200
tahun terakhir pemerintahan mereka, bangsa Parthian harus berperang dengan
bangsa Romawi di Barat dan bangsa Kushan di wilayah yang sekarang rnenjadi
wilayah Afganistan.
Di pertengahan abad ke-7 M, terjadilah sebuah
peristiwa yang merubah nasib Iran. Tentara Arab menaklukkan negara tersebut dan
kebanyakan rakyat Iran kemudian menganut agama Islam. Alasan bagi keberhasilan
pesat agama baru itu tidak sulit untuk dicari. Di samping kesemua pencapaian
yang demikian menakjubkan, Kerajaan Sassanid didirikan dengan adanya penindasan
yang ektrim terhadap rakyat yang telah terinjak. Meskipun begitu, bagi dunia
bangsa Iran lahirnya agama Islam tidak berarti pembebasan, akan tetapi
merupakan kekalahan dan penjajahan oleh orang asing. Hal itu merubah seluruh
rangkaian sejarah Persia. Dengan memperkenalkan Islam, bangsa Arab mengganti
kepercayaan kuno Persia, Zoroastrianisme, dan sejak saat itu hingga hari ini,
orang Persia menjadi Muslim. Namun, stempel Islam mereka dari awalnya agak
berbeda dengan yang dimiliki oleh Muslim yang lain. Mereka mengisinya dengan
warna-warna Iran yang spesifik ketika bangsa Persia itu menganut agama Islam
dalam bentuk Syi'ah yang heterodoks dan menggunakannya sebagai senjata yang
digunakan untuk melawan para penguasa Arab.
Selama beberapa abad bahasa penjajah, yakni bahasa
Arab, menggantikan bahasa Pahalavi (bahasa Persia tengah), bahasa yang dipakai
oleh bangsa Persia selama masa pemerintahan Sassanid (periode Kerajaan Persia
Kedua).
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suatu suku
dari Turki memperoleh kendali atas beberapa wilayah Iran. Pada tahun 1501,
pemimpin suku tersebut, Ismail, ditahbiskan sebagai raja dan mendirikan Dinasti
Safavid, dimana seorang representasi terbesarnya adalah Shah Abbas yang
memerintah dari 1587 hingga 1629. Ditangkalnya invasi yang dilakukan oleh Kerajaan
Ottoman Turki dan suku Uzbek dari Turkistan. Tercatat Shah Abbas dan para
penerusnya sangat berpengaruh dalam mendukung perkembangan arsitektur dan seni.
Isfahan, yang menjadi Ibu Kota Safavid di tahun 1598, dikenal sebagai salah
satu kota berperadaban yang paling maju. Pada masa itu orang Persia suka
menyebut Isfahan sebagai Nif-e-Jaltan
("separuh dunia"). Pemberlakuan ajaran Syi’ah sebagai agama resmi
dari negara Safavid bertindak menjadi kekuatan pemersatu dalam tubuh kerajaan
Safavid dan memungkinkan Safavid untuk menghubungkan rasa nasionalisme laten
bangsa Iran yang luas tersebar. Di lain pihak, hal itu membawa Safavid ke
kancah konflik terbuka dengan Kerajaan Ottoman dan menggiringnya menuju dua
abad pasang-surut peperangan antara kedua negara adidaya ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peradaban
kuno di Timur Tengah meliputi peradapan kuno di wilayah Mesapotamia yang pada
masa lalu tedapat beberapa kerajaan di antaranya Kerajaan Babilonia yang
terletak di lembah Sungai Eufrat dan Sungai Didjlah. Kemudian bangsa-bangsa
pendukung peradaban kuno di Timur Tengah seperti Sumeria adalah Babilonia dan
Assyria, Mesir penduduknya disebut dengan
Misriyyin, Syria terdapat
bangsa Yahudi dan bangsa Punichia, dan Persia keturunan bangsa Arya.
B. Saran
Sebagai mahasiswa
khususnya mahasiswa sejarah, kita wajib mengetahui serta memahami sejarah
peradaban kuno di Timur Tengah, yang dimana harus mengetahui peradabannya pada
masa tersebut mengingat zaman sekarang atau masa globalisasi para pendidik
kurang memahami mengenai bagaimana sejarahnya peradaban kuno di Timur Tengah.
Daftar Pustaka
Davinnurfaiz.
2012. Peradaban Kuno Mesir . (Online)
17
September 2016
Isawati. 2012.Sejarah
Timur Tengah. Yogyakarta: Ombak
Rohman.
2012.Sejarah Peradaban Kuno Tengah.
(Online)
https://rohmanf2.wordpress.com/2011/06/24/sejarah-peradaban-kuno-tengah/ 18 September 2016